SELAMAT DATANG DI BLOG DIAN SARI GULTOM

Sabtu, 18 Januari 2014

Analisis Geospasial



TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI
ANALISIS GEOSPASIAL




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgafjxRO0s6Z5jmd4-rteUZD6a3FRCl_0gA0vVN2Ih_Q-yqE0c4aRif72zicN8tbf5BtRpUL6NCS8bRfn0S9ZqqSfZEAf0daXXNVGU3Xt2bmtm5FFEyM59xmAafWwJ2PhfFd8Lptv0og1Ej/s200/1.png




Disusun Oleh :
DIAN SARY GULTOM
26010212190104




PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013





 Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dengan memanfaatan WebGIS


                                                                        Abstrak.
 Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan perlu memperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir.Terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 1 Tahun 2009 mengenai Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) merupakan salah suatu upaya untuk mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memperbaharui data dan informasi dasar Peta Wilayah Pengelolaan Perikanandan (2) Mengaplikasikan teknologi WebGIS sebagai penyajian data sumberdaya kelautan dan perikanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyusunan basisdata spasial menggunakan PosgreSQL, analisis menggunakan Sistem Informasi Geografi dan penyajian data dalam bentuk tampilan WebGIS. Hasil kajian berupa data dan informasi yang dalam bentuk basis data spasial dalam format WebGIS.

 Pendahuluan
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus memperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir. Kesinambungan ketersediaansumberdaya merupakan kunci dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdayakelautan dan perikanan. Sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi penting karena: (a) kapasitas suplai sangat besar, sementara permintaan terus meningkat; (b) pada umumnya output dapat diekspor, sedangkan input berasal darisumber daya lokal; (c) dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar,sehingga menyerap tenaga kerja cukup banyak; (d) umumnya berlangsung di daerah;dan (e) industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari bersifat dapat diperbarui(renewable resources), sehingga mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (Bappenas, 2007). Untuk memanfaatkan sumberdaya ikan Indonesia pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan mencanangkan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan dalam rangka pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Pengelolaan sumberdaya ikan merupakan suatu aspek yang sangat menonjol disektor perikanan dan ketidakmampuan dalam pengelolaan sumberdaya ikan/sumberdaya perikanan dapat berakibat menurunnya pendapatan sektor perikanan yang berasal dari sumber yang ada. Kata “pengelolaan” yang dipakai adalah terjemahan dari kata “management” yang dalam ilmu administrasi dijelaskan bahwa unsur pokok dari managemen adalah meliputi P.O.A.C (Planning. Organizing, Actuating, Controlling). Unsur inipun ada dalam fisheries management namun lebih luas dan prosesnya sendiri cukup panjang. Dalam Guideline no.4 CCRF pengelolaan perikanan didefinisikan sebagai berikut: Pengelolaan Perikanan adalah suatu proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumber dan implementasinya (dengan enforcement bila diperlukan), dalam upaya menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan. Sistem Informasi Geografis menjadi alat penting untuk pemodelan keruangan dalam analisis berbagai isu pesisir. Namun akses terhadap hasil ini sangat terbatas oleh pemangku kepentingan yang ada. Oleh karena itu diperlukan sinergi antara data GIS dan bantuan teknologi perangkat lunak multimedia terkini untuk membantu tampilan yang interaktif dan mudah diakses dalam hal ini adalah teknologi WebGIS. WebGISmerupakan Sistem Informasi Geografi yang didistribusikan melalui jaringan komputer untuk integrasi, diseminasi dan mengkomunikasikan informasi geografi secara visual melalui World Wide Web (Peng and Tsou, 2003 dalam Jeong et al., 2011). Menurut Prahasta (2007) WebGIS adalah aplikasi GIS atau pemetaan digital yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media komunikasi yang berfungsi mendistribusikan, mempublikasikan, mengintegrasikan, mengkomunikasikan dan menyediakan informasi dalam bentuk teks, peta digital sertamenjalankan fungsifungsi analisis dan query yang terkait dengan GIS melalui jaringan internet. Diharapkan dengan memanfaatkan teknologi WebGIS ini dapat dilakukan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lebih baik.
Bahan dan Metode
Penelitian ini didahului dengan pengumpulan data sekunder yang berasal dari berbagai institusi yang terkait dengan sumberdaya laut dan pesisir. Data sekunder meliputi data wilayah konservasi, sebaran sumberdaya laut dan pesisir seperti mangrove, lamun, karang. Karakteristik pantai, material dasar laut. Diperlukan pula data perikanan seperti Data Kapal Perikanan (Tonase dan Lokasi Penangkapan), Daerah Penangkapan, Ijin Penangkapan (Jumlah dan lokasi perijinan, Sebaran Pelabuhan Perikanan (PPS, PPN, PPP, PPI). Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data dukung dalam menyusun profil karakteristik pada Wilayah Pengelolaan Perikanan.
Hasil pengelopokan tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menyusun basisdata spasial WPP yang disajikan dalam bentuk WebGIS. Hasil pengumpulan data dan literatur di rumuskan ke dalam suatu basis data spasial yang interaktif. Untuk itu disusun suatu tampilan data yang bersifat interaktif dan dapat diakses oleh berbagai stakeholder kelautan dan perikanan yang membutuhkan peta dan informasi terkait kelautan dan perikanan. Hasil penyusunan data yang dikumpulkan dalam bentuk basis data spasial berbasis Web atau lebih dikenal dengan WebGIS. Pada kajian ini menggunakan perangkat lunak opensources, mengingat belum tersedianya perangkat lunak yang berlisensi.
Hasil dan Pembahasan
Teknologi GIS (Geographic Information System) telah berkembang pesat. Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis, untuk mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan teknologi GIS ini. Mengingat belum tersedianya sarana perangkat lunak berlisensi, maka pada kajian ini digunakan perangkat lunak gratis (freeware) berbasis opensource.Saat ini ada beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk membangun sistem WebGIS. Hasil penyusunan data yang dikumpulkan dalam bentuk basis data spasial berbasis Web atau lebih dikenal dengan WebGIS. Analisis data dilakukan untuk memperoleh informasi spasial data sumberdaya kelautan dan perikanan yang diperlukan. Data yang diperlukan terkait dengan 5 (lima) kelompok yang terdiri dariPeta WPP, Data Kewilayahan/Data Dasar, Data Perikanan, Data Zonasi Wilayah, Data Tematik Kelautan. Data yang terkait dengan kewilayah antara lain peta ZEE Indonesia, Peta Landas Kontinen diatas 200 mil laut, Batas teritorial. Data yang terkait dengan perikanan seperti Data Kapal Perikanan (Tonase dan Lokasi Penangkapan), Daerah Penangkapan, Ijin Penangkapan (jumlah dan lokasi perijinan). Sebaran Pelabuhan Perikanan (Pelabuhan Perikanan Samudera, Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pelabuhan Pendaratan Ikan). Data kewilayah antara lain dan ALKI, batimetri. Dalam penyusunan suatu basisd ata keruangan yang terdiri dari berbagai peta dan data tabuler, diperlukan suatu perangkat yang mampu menyimpan dalam format basisdata. Penggunaan basis data akan memudahkan dalam pengelolaan dan pembaruan (updating) data. Untuk memudahkan dalam pengelolaan maka perlu disusun struktur dan pengelompokan data sesuai dengan keperluan.

Senin, 30 Desember 2013

Bioinformatica of Aquaculture



Bioinformatika adalah disiplin ilmu yang memadukan biologi molekul, matematika, dan Teknologi Informasi. Bioinformatika memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya adalah untuk memanajemen data-data biologi molekul, terutama sekuen DNA dan informasi genetika. kelahiran Bioinformatika modern tak lepas dari perkembangan bioteknologi. bioteknologi modern ditandai dengan kemampuan pada manipulasi DNA. Rantai / sekuen DNA yag mengkode protein disebut gen. gen ditranskripsikan menjadi mRNA, kemudian ditranslasikan menjadi protein. protein sebagai produk akhir bertugas menunjang seluruh proses kehidupan.


PENGARUH KONSENTRASI KADMIUM TERHADAP PERUBAHAN WARNA DAN PRESENTASE JENIS KELAMIN JANTAN ANAKAN Daphnia magna

kegunaan dari penelitian tersebut adalah untuk memberikan informasi mengenai tingkatan perubahan warna dan persentase jenis kelamin jantan anakan yang dihasilkan Daphnia magna akibat pemaparan baha toksik logam kadmium agar dapat menjadi dasar pengembangan alternatif deteksi dini perubahan lingkungan menggunakan bioindikator Daphnia magna dalam membnagun kewaspadaan terhadapa akibat pencemaran lingkungan perairan.

hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penentuan dosis logam berat kadmium
2. Pengamatan perubahan warna
3. Pengamatan jenis kelamin jantan anakan

sedangkan parameter utamanya meliputi:
1. Pengamatan perubahan warna, dan
2. Presentase jenis kelamin jantan anakan

parameter pendukungnya meliputi:
1. Pengukuran oksigen terlarut
2. Pengukuran suhu air
3. Pengukuran pH
4. Pengukuran kadar amoniak





sumber : http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11094350.pdf

Minggu, 01 Desember 2013

Ikan Barakuda

Ikan ini memiliki nama ilmiahSphyraena barracuda, disebut juga ikan tunuk, senul, halu – halu, tangkuloh, langsar, dan leres. Ikan dewasa mempunyi bercak hitam pada bagian belahan badan di bawah gurat sisi. Dapat mencapai ukuran 180 cm. Terdapat setidaknya 2 jenis, yang lain adalah jenis Sphyraena jella.
Status konservasi tidak tercatat. Distribusi di alam hampir merata di pantai – pantai Indonesia serta muara sungai yang besar.
Barakuda adalah ikan yang mempunyai kemampuan beradaptasi di air tawar maupun air asin. Yang masih kecil biasanya berada di sekitar sungai dekat muara, sedangkan ikan yang besar berada di laut. Merupakan ikan yang berasosiasi dengan daerah karang karena mencari makanikan – ikan di sekitar terumbu karang. Biasa hidup di pantai karang (tebing karang di tepi pantai).
          Hidup di semua massa air. Barakuda termasuk ikan buas bilamana dilihat dari deretan giginya yang tajam. Ikan ini makan ikan, cumi, atau udang dengan menyergap dan mengejarnya. Giginya yang tajam seringkali memutuskan senar oancing sehingga tali liner untuk memancing ika barakuda harus dibuat dari baja. Untuk memancing ikan ini, jneis umpan apapun dapat digunakan.Barakuda termasuk ikan yang mau makan baik siang maupun malam, atau semidiurnal. Merupakan ikan bentopelagik atau hidup hampir di semua massa air sehingga selain memakan ikan permukaan juga memangsa ikan dasar. Kadang – kadang ditemukaan hidup secara bergerombol, tetapi lebih sering hidup soliter atau berpasangan.
         Barakuda sering menjadi target lomba memancing. Ikan ini juga sering dijual sebagai ikan konsumsi dengan harga sedang. Rekor pemancingan nasional (FORMASI) ikan ini seberat 23,4 kg oleh Karel. A.Van Druten di Ujung Kulon, 14 November 1998 sepanjang 5,5 kaki dengan berat 103 lbs di pantai Bahama.